Tuesday, November 20, 2012



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Obstipasi merupakan masalah yang tidak bias dilewatkan begitu saja,hal ini karena Obstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan yang cukup banyak dijumpai pada neonatus, bayi, dan anak. Obstipasi diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya penurunan frekuensi atau berkurangnya defekasi. Pada sebagian besar kasus, biasanya bayi mengalami abdominal distension dan gagal mengeluarkan meconium dalam beberapa jam pertama kehidupan. Gagal BAB pada periode neonatal harus selalu dipertimbangkan sebagai merupakan suatu abnormal sampai terbukti itu merupakan kasus lain. Sekitar 94% bayi normal, secara spontan mengeluarkan meconeum dalam 24 jam setelah lahir dan 99,8 % BAB dalam 48 jam pertama.
            Pada sebagian kasus sumbatan usus besar, biasanya tidak ada riwayat hydramnion, karena banyak cairan amnion yang ditelan bisa diserap dari bowel fetus bagian proksimal hingga menuju obstruksi. Bayi yang gagal BAB biasanya menggambarkan adanya suatu obstruksi mekanik atau fungsional, yang nanti berkembang dari bukti klinis dan radiografi. Bayi ini mungkin mengalami abdominal distension dan mual yang mengarahkan mungkin adanya obstruksi bowel. Bayi bisa saja pada awalnya membuang sejumlah kecil meconium, tapi setelah itu tidak membuang BAB.
            Pada neonatus yang baru lahir hingga anak usia 2 tahun, obstipasi bisa terjadi karena obat-obatan atau anestesi yang digunakan ibu, neonatal asphyxia, ketidakamatangan bowel pada bayi prematur, dan meconium plug syndrome. Selain itu, obstipasi juga bisa disebabkan oleh penyakit Hirschprung, atresia ileal, atresia kolon, meconium ileus, small left colon syndrome, imperforate anus, dan puborectal sling syndrome.
            Untuk menelusuri penyebab obstipasi pada neonatus dan anak-anak, bisa dilakukan dengan bantuan sonografi dan radiografi konvensional. Sonografi biasanya dipertimbangkan sebagai pilihan pertama pada anak, karena prosedur ini bebas radiasi dan butuh sedikit atau tanpa persiapan.Selain itu sonogafi bisa memberikan diagnostik yang cukup akurat. Sementara radiografi konvensional ditujukan untuk pediatrik yang membutuhkan informasi diagnostik dan biasanya menggunakan dosis radiasi minimum.
            Pada pemeriksaan radiologi, pola gas dalam perut sangat berguna untuk mengukur status anatomi dan fungsi usus.Gas biasanya mencapai small bowel proksimal dalam satu jam dan mengisi sebagian besar small bowel ini selama 6 jam. Sementara large bowel disii dalam waktu 12-14 jam, dan kerap juga diiringi dengan aliran meconium. Untuk melakukan pemeriksaan, film abdominal biasa dibuat pada dua posisi, tegak terhadap sorotan AP dan telentang terhadap sorotan AP. Bila dicurigai ada pneumoperitoneum, maka dibuat posisi telentang dengan sorotan horizontal.
            Diagnosis sering ditegakkan dengan temuan enema kontras. Udara jarang menjadi medium kontras, tapi pada pediatrik udara sangatlah aman dan berguna untuk keadaan khusus. Sejumlah media kontras telah ada saat ini, seperti barium sulfat dan kontras larut air. Penggunaan medium kontras sangat tergantung pada masalah diganostik dan prosedur yang akan dilakukan. Barium sulfat merupakan medium kontras yang paling sering digunakan, kecuali ditemukan kontraindikasi, semisal diduga terjadi perforasi. Sementara medium kontras larut air mencakup media kontras konvensional hiperosmolar dan media low-osmolar. Media kontras low osmolar adalah media yang paling aman, tapi juga paling mahal. Pada bayi, teknik bisa dimodifikasi sesuai dengan indikasi klinis, dimana grup ini paling sering menyebabkan perdarahan rektum.
            Pemeriksaan large bowel pada bayi paling mudah dikontrol bila kontras diinjeksi dengan syringe dan spot film diambil untuk menggambarkan semua bagian usus. Kontras diinjeksikan dengan keadaan pasien berbaring di sisi kiri, kemudian dimbil film rektum lateral, termasuk rectosigmoid. Pasien harus berbaring miring untuk memperoleh gambaran yang memuaskan. Kemudian diambil film overhead abdominal. Pasien diperkenankan mengosongkan barium dan 24 jam setelah overhead abdominal film diambil untuk mengevaluasi sisa kontras. Defecogram terkadang membantu mennetukan obstipasi yang dilakukan dengan posisi pasien lateral. Dari pengujian ini, sudut anorektal, puborectal sling, dan penutupan anal bisa ditentukan. Ini terkadang bisa membantu ahli bedah menangani pasien dengan obstipasi kronik.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui  Obstipasi pada bayi dan orang tua
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Diketahuinya penyebab  obstipasi
1.2.2.1 Diketahuinya  cara pencegahan dan mengatasi obstipasi

1.3  Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan berguna untuk :
1.3.1        Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Obstipasi
1.3.2        Sebagai bahan masukan bagi kita semua para calon bidan agar selalu meperhatikan masalah obstipasi






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obstipasi
OBSTIPASI yaitu sulit BUANG AIR BESAR (BAB)       
a.  Obstipasi = adalah  konstipasi hebat yang tidak terobati
  Obstipasi berasal dari bahasa Latin
Ob berarti in the way = perjalanan
Stipare berarti to compress = menekan
Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya. konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut


b.      Konstipasi
Konstpasi adalah kelainan pada system pencernaan dimana seorang manusia mengelami feses yang sulit untuk dibuang yang bisa menyebabkan kesakitan hebat pada penderitahnya. Konstipasi dapat disebabkan oleh polah makan, hormone akibat samping obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan, obat pencahar (laxative), terapi serat dan pembedahan, walaupun terakhir jarang dilakukan.
Konstipasi adalah keluhan pencernaan yang paling umum. Gejalah akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda. Munculnya rasa mulas bukan suatu tanda, begitu juga mulas yang tak tentu juga tidak menuju kesuatu gejalah. Konstipasi sering terjadi pada anak-anak dan orang tua dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria.
Gejalah antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran pada mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimna konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal.
2.2. Gejalah Obstipasi
  1. Gejalah obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari
  2. Kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut
  3. Tinja yang dikeluarkan kelihatan keras
  4. Kering dan berbantuk bulatan kecil
  5. Ada darah pada tinjabayi rewel dan mengerang kesakitan
  6. Penurunan nafsu makan pada bayi
2.3. Penyebab Obstipasi
  1. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kangker pada dinding usus
  2. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasa akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
  3. Ada kelainan dalam system metabolism tubuh yang disebabkan oleh
Ø  Kelainan pada persarafan pada segmen usus yaitu hiscprum.
Ø  Gangguan persarafan usus besar paling bawah
Ø  Gangguan perkembangan neurologis
Ø  Kelainanan system endokrin
2.4. Jenis – Jenis Obstipasi
Obstipasi ada 2 macam, yaitu :
1.    Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
2.    Obstipasi obstruksi parsial.
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.
Obstipasi didiagnosisi melalui cara :
1)      Anamnesis
·         Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial.
·         Anamnesis ditujukan pada menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi
·         Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lainnya yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.


2)      Pemeriksaan fisik
·         Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpalsi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi klolon
·         Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdeangar bising  usus
·         Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
·         Pemeriksaan rectal tussae(colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang munkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum obstruksi total.
3)      Pemeriksaan penunjang
·         Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras.
Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.
·         Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus),
·         Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan menentuakan sebab obstipa
2.5. Penanganan obstipasi
1.      Perawatan medis
Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit
2.      Operasi
Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3.      Diet
Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa diberikan makanan cair dan obat-obatan

BAB III
PENUTUP

3.1               Kesimpulan
            Obstipasi merupakan penyakit yang disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus. Obstipasi berbeda dengan konstipasi walaupun keduanya agak mirip. Obstipasi terbagi dua yaitu obstipasi total dan obstipasi parsial. Lakukan diagnosis dengan tepat dengan terlebih dahulu menanyakan riwayat penyakit yang lalu. Terapi penyembuhan dengan perawatan medis yang tepat,bila hal tersebut masih belum maksimal maka lakukan operasi dan diet.
3.2.      Saran
·               Selama proses persalinan sebaiknya seorang Ibu didampingi oleh suami atau seseorang yang dipercayainya.
·               Sebaiknya RS yang tidak mengizinkan pendamping berada selama proses pertsalinan membuat kebijakan tentang hal ini.
·               Mengingat besarnya manfaat seorang pendamping selama proses persalinan sebaiknya sebelum persalinan Ibu sudah memutuskan siapa yang akan mendampinginya.




DAFTAR PUSTAKA

















OBSTIPASI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita

LOGO FIKES.jpg

Disusun oleh,
Dede Sri Wahyuni
Susi Susiani
Wiwik Fitriningsih

PROGRAM STUDI KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2009

Oleh : Lionel Perez
Mengkaji Korelasi Antara Kemiskinan dan Kerusakan Ekologi di SUMBA BARAT DAYA.
Cuaca yang tdk beraturan lagi mneyebabkan terjadinya kemarau panjang, kekeringan dan curah hujan tidak lagi menentu. Di dataran rendah sperti loura dan sebgian dataran Kodi musim tanam yg sehrusnya dimulai dari bulan september dan dataran tinggi(pegunungan) seperti wejewa dan jg sebagian wilayah kodi dimulai bulan Juni, sekarang justru bergeser jauh kebulan dimana seharusnya para petani sudah mulai bakar jagung mudah dan petik jagung tua. Loura dan sebagian wilaya kodi menanam dibulan desember atau bhkan smpai akhir januari sedangkan Wejewa dan sebgia wilayah kodi di bulan september. Kalaupun sudah tanam padi atau jagung , Akibat dari curah hujan yg tak lagi menentu itu petani yg suda tanam smpai tanamanya uda tumbuh dan berbuah, kadang hujan ga turun lagi smpai beberapa minggu bhkan smpai sebulan. Sehigga berdampak pada layau & matinya tanaman dari para petani yang kemudian juga berdampak pada sangat minimnya hasil panaen atau bhkan ga dapat hasil apa2.Hal ini jelas menimbulkan bencana kelaparan dmana2 sehingga merambat pada mnculnya kasus pencurian dan perampokan.
Dari kasus diatas mmemnculkan pertanyaannya2. Ada apa dengan alam???
Ini salah siapa??? Lalu apa yg kita harus lakukan untuk mangatasi masalah ini??

          Slama ini kita bnyak mmbicarakan indikator pnyebaba kemisikinan di SBD dari sudut kasusu Pencurian, Judi, budaya yang memiskinkan, dan lai sebagainya. semua Indikator dan solusi yg kita gali untuk mengatasi maslah itu tidak salah namun pada kesmpatan ini saya ingin mengajak sodara-sodri se SBD untuk melihat indikator penyebab kmsikinan dari fakta lain yg tentunya erat kaitanya dengan fakta kemiskinan..
          Sesuai dengan paparan saya di awal  mengenai mengenai cuaca yg tidak lagi beraturan sprti kemarau panjang, curah hujan yg sangat rendah, kbencana kekeringan yg tidak terelakkan, Saya berhipotesis bhwa kemiskinan di SBD memiliki korelasi yg sngat erat dengan kerusakan ekologi (kerusakan alam/hutan). Perusakan lingkungan alam menyebabkan masyarakat semakin miskin karena rusaknya sumber daya potensial.
          Benar sekali yamg orang tua dulu bilang bhwa Hutan adalah LEDE URA ( bhsa wejewa; LEDE=jembatan, URA=hujan). Artinya bhwa bhwa hutan dipercaya sebgai jembatan perantara datangnya Hujan dan itu sejalan dengan konsep keilmuan ilmiah. Oleh karna itu sangat dibutuhkan hutan yg lebat dan luas agar menjamin datangnya hujan.
          Pertanyaan selanjutnya adalah ”emang kita di SBD hutanya uda ga ada ya??, Tentunya jawabanya sudah ada pada kita semua. Lihat aja daerah2 yg dulunya dipenuhi hutan lebat sprti didaerah skitar
1.     Wejewa (watu kanggoroka,Marokota,wasu kaka, wekombak),
2.     Loura (Manga Aba, Karuni, hutan kasambi Jaka Baba),
3.     Kodi (Roko Raka, daerah skitar Blagar)
          Maaf  saya hanya menyebutkan kwasan hutan yg dulunya saya tau sebagai lokasi hutan lebat namun sekarang sudah mulai rusak dan tergunduli. Saya ga tau ini terjadi apa krna tidak maksimalnya kinerja dinas kehutanan dalam menjaga kawasan hutan lindung atau apa?? Namun terlepas dari lemah atau tidaknya kinerja instansi terkait, kita sebagai masyrakat tentunya peran strategis dalam mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan.
Akhir kata,,saya menyimpulkan bhwa KERUSAKAN EKOLOGI MENJADI SALAH SATU INDIKATOR PENYEBAB KEMISKINAN DI SBD
Bagaimana pendapat Solusi dari teman2 di Grup ini  terkait masalah ini ??

                                                                                      Oleh : Lionel Perez

Monday, November 19, 2012


Oleh Lionel Perez : 


SEPENGGAL CERITA TENTANG SUMBA DI TANAH RANTAUAN
Ketika pertama kali datang ke Bandung saya banyak sekali mendapat teman2 baru baik yang dari Bandung maupun dari luar Bandung/luar pulau jawa seperti Sumatra, Kalimantan, dan daera timur lainnya. Dalam setiap perkenalan dengan mereka, pertanyaan yang sering mereka tanyakan kepada saya adalah, “kamu asal darimana??” sayapun menjawab “ saya asal dari sumba NTT ”. Mereka  dengan cepat bilang pada saya “wouu..kamu dari daerah yang banyak kudanya ya”???? lalu dengan bangga dan senang saya bilang “ Betul skali kawan…saya memang asalnya dari daerah yang banyak kudanya .
Pertanyaan mereka tadi membuat saya bangga & senang skali karna ternyata mereka tau tentang sumba sebagai daerah yang banyak kudanya. Saya pikir itu berartinya bawah pulau kecil seperti sumba bisa mereka kenal juga karna jarang sekali pulau2 kecil di Indonesia yang memiliki eksistensi/terkenal dimata masyarakat Indonesia apa lagi bila tidak ada faktor2 yang membuatnya terkenal seperti sumba yang memiliki Kuda Sandelwood.
            Tapi sayangnya,,,rasa bangga & senang yang tadi saya rasakan, pupuuuss dan hilang seketika saat mereka bilang “ wahhh… enak donk punya teman yang dari sumba soalnya kita bisa dapat susu kuda liar asli dari sana..kamu ada bawa ngga???..minta donk biar setetes ajha . (sambil tersenyum)
Dari situ saya jadi heran karna merka koq ngomongnya susu kuda liar??
Saya berpikir bhwa ada yang salah dari pemahaman mereka tentang sumba soalnya yang punya kaitan dengan Susu Kuda  Liar tu adalah Sumbawa & bukan Sumba.
Sedikit bercerita tentang susu kuda liar ya??
Susu kuda liar Sumbawa telah dikenal sejak tahun 1902 dan berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang kita derita, Puluhan ribu orang telah merasakan manfaatnya. Susu Kuda Liar  adalah Produk yang telah menjadikan nama Sumbawa terkenal di mata masyarakat  Jawa termasuk masyarakat bandung. Hal itu  demikian karena Khasiat dari Susu Kuda Liar memang sudah terbukti ampuh menyembuhkan berbagai penyakit seprti : Diabetes, Rheumatik, Asam Urat, Darah Tinggi, Lumpuh/Stroke,  Ginjal,  Maag , Ambeien,  Kanker, Tumor, Kista, Paru-paru dll. Oleh karena itu tidak sedikit orang dari seluruh Indonesia atau bahkan dari Negara lain yang memesan susu kuda liar untuk dijadikan obat karena sangat baik bagi kesehatan. Bagi yang telah berobat dan belum ada kesembuhan, segeralah coba 'Susu Kuda Liar Dompu Sumbawa' dan rasakan sendiri khasiatnya.

Baik kita tinggalin cerita tentang Susu Kuda Liar ya?? 

Kita kembali pada lanjutan ceritanya   
                                                                                                                                                                                             Dengan rasa kecewa bercampur kesal saya bilang “ teman2 saya tadi bilang kalau asalku dari sumba dan bukan dari Sumbawa. Yang punya susu kuda liar tu dari Sumbawa dan bukan Sumba..Kalau sumba di prov NTT dan Sumbawa di NTB.. Bedakan”???
Setelah saya jelaskan kaya gitu,,Nampak skali rasa bingung di wajah mereka entah bingung karena baru dengar yang namanya pulau sumba  atau apa, saya belum paham. Akhirnya mereka bertanya lagi “ ouw…pulau sumba thu,,flores yha?? “ pertanyaan tadi bikin saya tamba kesal namun juga termotivasi untuk menjelaskan dan memperkenalkan apa yang saya tau tentang sumba lewat bercerita agar mereka tidak menyamakan sumba dengan Sumbawa ataupun Flores . Secara lebih khusus sayapun bercerita banyak tentang sumba baik dari segi budaya, SDA maupun sektor2  wisata  yang menarik untuk di kunjungi serta tidak lupa juga menceritakan tentang Kuda2 Sumba ( Kuda Sandelwood ) sebagai kuda yang populasinya keberadaannya hanya di pulau Sumba. Lebih jelasnya lagi saya menjelaskan juga bahwa antara sumbawa dengan sumba sama-sama memilki kuda hanya bahwa Kuda sumba sangat berbeda denngan Sumbawa khususnya dari segi fisiknya. Kuda sumba lebih kecil dari segi fisik tidak seperti kuda pada umumnya. Kuda sumba biasa disebut Kuda Sandelwood sedangkan kuda sumbawa ga ada bedahnya dengan kuda-kuda pada umunya. Kuda sandelwood tidak pernah ditemui didaerah-daerah lain diseluruh indonesia kecuali dipulau sumba.
 Setelah saya menjelaskan semuanya  merekapun merespon dengan wajah kagum tapi di wajah mereka juga masih terlihat skali rasa bingung seakan mereka ga percaya  semua  yang saya ceritakan/jelaskan tentang daya tarik pulau sumba. untuk menghilangkan rasa bingung diwajah mereka Saya akhirnya bertanya kepada mereka “ kawan-kwan  pernah nonton cuplikan acara/berita yang menayangkan orang2 penunggang kuda dengan lembing tajam  di tangan sambil berperang dan saling menyerang “?? (acara yang sya maksut adalah atraksi budayah PASOLA di Kodi). Lalu dengan  serentak  mereka bilang “ ya…ya.. .sering  buangat nnton tu…emang kenapa githu???? Itu dari Sumbawa juga kan”??? lalu saya bilang “nahh itu salah satunya dari  ritual budaya kami di sumba dan di itu bukan dari Sumbawa …ingat yha??? Kalua nanti kalian nonton  ulang acara yang kaya gitu  jangan berpikir lagi kalau itu barasal dari Sumbawa melainkan sumba.                                           
Saya sedikkit jengkel  dengan mereka, padahal tiap ada siaran TV mengenai acara/berita tentang PASOLA, disitu pasti dijelaskan bahwa asal budaya PASOLA dari Sumba NTT tapi mereka malah cenderung menganggap itu dari Sumbawa. makanya dalam hati saya bilang “dasarr…lakawa bonnu dana ”.

Mungkin ini akhir dari SEPENGGAL CERITA TENTANG SUMBA DI TANAH RANTAUAN. Sebenarnya masih banyak cerita menarik tentang sumba namun saya pikir sepenggal cerita diatas lebih bagus untuk diceritakan karna ada unsur pesan dan kesan yang sangat inspiratif.
Dari sepenggal cerita diatas dapat kita mengambil sebuah kesimpulan kecil bahwa pulau Sumba hampir belum dikenal oleh masyrakat luar. Orang lebih mengenal Sumbawa ketimbang  Sumba. Dan ketika orang luar mendengar kata “pulau Sumba” maka yg terlintas dalam pemikiran mereka adalah Sumbawa dan bukann sumba itu sendiri. Bahkan ada beberapa teman yang dalam sebuah kesmpatan kami berkenalan justru mereka berpikir kalau SUMBA adalah  SUMATERA BARAT.
Kesimpulan kecil diatas bisa berdampak besar pada terKLAIMnya  sumber2 daya potensial sumba yg nantinya diekspor keluar pulau seperti pulau Jawa dan lainya. Daya tarik pulau sumba secara tidak langsung terklaim sebagai daya tarik pulau Sumbawa. Begitupun hasil bumi dari sumba akan dianggap oleh masyrakat luar sebagai hasil yang berasal Sumbawa. Bukan karena pihak pemerintah atau mayarakat sumbawa yang mengklaimnya namun itu terklaim dengan sendirinya ketika eksistensi pulau Sumbawa dengan SUSU KUDAH LIARNYA lebih dikenal oleh masyrakat luar. Ditambah lagi nama pulau Sumba hampir mirip dengan nama pulau Sumbawa.
Peratanyaaan yang mungkin terlonntar terkait kasus diatas adalah “ini salah siapa?? Wajarkah kita menyalahkan Sumbawa yg karena eksistensinya menyebabkan Sumba dianggap sebgai Sumbawa oleh masyarakat luar yang kemudian beberapa daya tarik pulau sumba dianggap juga oleh masyrkat luar sebagai daya tarik Sumbawa???
Sebenarnya masalah ini sudah berlangsung lama dan sudah dirasakan namun belum disadari sebagai  sebuah ancaman bagi eksistensi pulau sumba dimata masyrkat luar. Oleh karena itu saya sangat berharap agar pemerintah memberikan perhatian pada masalah ini.
Dari cerita diatas juga kita dapat mengambil sebuah contoh dari tetangga kita  Sumbawa yang mampuh memanfaatkan kuda2nya menjadi sebuah sumber pendapatan yang sangat potensial yakni menjadikan kuda2nya sebagai penghasil susu yang kemudian dikenal sebagai SUSUS KUDA LIAR SUMBAWA. Bukankah kita orang sumba juga punya banyak kuda?? Lalu bisakah pemerintah SBD memberikan perhatian untuk membudidayakan kuda disumba sehingga dapat juga seperti kuda Sumbawa???
Saya percaya jika budidaya kuda sumba juga bisa dilakukan seperti yang dilakukan di Sumbawa maka persoalan pengentasan kemiskinan di SBD akan sedikit bisa teratasi yang penting adanya upaya serius dari pemerintah untuk benar2 melihat ini sebagai solusi yang mampuh melapaskan masyarkat dari belenggu kemiskinan.
Di akhir tulisan saya ingin menyoroti 2 hal yg mungkin bisa dijadikan bahan diskusi kita
1.      Masalah terklaimnya daya tarik ,sumber2 potensial sumba oleh sumbawa. (contohnya : Budaya PASOLA, banyak masrakat luar sperti di jawa yang menganggap kalau budaya ini berasal dari Sumbawa).
Apa yang harus dilakukan pemerintah dan masyrakat untuk mengatasi persoalan ini??
2.      Masalah budidaya kuda
Bisa tidak pemerintah SBD mengambil contoh dari Sumbawa terkait pembudidayaann kuda??




              SEKIAN DAN TERIMAH KASIH.

                                                                                             Oleh : LIONEL PEREZ